Senin, 26 Oktober 2015

CGI Bisa Menghidupkan Orang?




CGI bisa menghidupkan kembali orang? Eits, jangan ketipu dulu sama judulnya..
Kenapa saya sebutkan CGI bisa menghidupkan kembali orang? Ya karena itulah yang terjadi pada film Fast and Furious 7. Dalam film ini, kita dapat melihat kembali seorang Paul Walker masih ikut bermain dalam film tersebut, padahal dia sudah dinyatakan meninggal akibat insiden kecelakaan mobil, sebelum film ini rampung dibuat. Sosok Paul Walker dapat ‘dihidupkan’ kembali dengan memanfaatkan teknologi CGI (Computer Generated Imagery).

CGI merupakan teknik penggunaan grafik komputer 3D dalam efek spesial. CGI digunakan dalam film, acara televisi dan iklan, dan juga media cetak. Bahkan, hasilnya pun dapat membuat gambar tersebut menjadi seolah-olah benar-benar ada. Penerapan CGI juga merupakan salah satu bagian dari penambahan special effect dalam proses pembuatan film.


CGI digunakan untuk efek visual komputer karena efek yang dihasilkan akan lebih terkontrol dibandingkan lainnya berdasarkan proses fisik, seperti membangun miniatures untuk efek gambar atau mempekerjakan tambahan, dan karena itu memungkinkan penciptaan gambar yang tidak layak menggunakan teknologi lain. Hal ini dapat juga mengizinkan seorang seniman atau produser untuk menghasilkan konten tanpa menggunakan aktor, pelayanan yang mahal.




Teknologi CGI semakin berkembang sehingga memungkinkan dalam sebuah adegan berbahaya, sang aktor digantikan oleh aktor ciptaan komputer dengan perbedaan yang tidak terlalu mencolok.
Namun, teknologi ini termasuk mahal dan lama dalam proses pembuatannya. Bayangkan saja, ternyata waktu yang dibutuhkan untuk rendering tiap frame sekira 2-3 jam, bahkan bisa 10 kali lebih lama untuk menciptakan adegan yang sangat kompleks.
Tapi ternyata teknologi ini banyak sangat membantu para sutradara dalam mencari pemeran tambahan untuk adegan keramaian, atau menggantikan aktor yang sakit sampai yang sudah meninggal seperti Paul Walker. 




Sumber :


Teknologi 3D





Dijaman ini, sudah banyak film-film import luar negri yang beredar di Indonesia. Terutama di bioskop-bioskop kota besar. Hal ini sangat mempengaruhi dunia perfilman Indonesia, dimana orang-orang Indonesia sudah mulai mencoba untuk membuat tayangan 3D di televisi beberapa tahun lalu. Saat itu, untuk menontonnya dibutuhkan kacamata khusus berbahan karton dan plastic transparan berwarna merah dan biru kehijauan.



Teknologi 3D sendiri pertama kali dikembangkan oleh JC d’Almeida yang memberikan demonstrasi tentang gambar-gambar stereoscopic yang diproyeksikan secara bergantian dan dilihat menggunakan kacamata merah dan hijau. Beberapa tahun kemudian, mulailah banyak rumah produksi yang menggunakan cara tersebut untuk pembuatan film. Dan hasilnya sangat disambut dengan baik, mulailah banyak beredar film-film dengan teknologi 3D.


Teknologi digital baik untuk pengambilan gambar (kamera), pasca produksi maupun untuk penayangan (sistem proyektor) telah memberikan kemudahan bagi pengadaan film 3D. Pembuatan film 3D pada dasarnya bisa dibagi menjadi tiga jenis, live action, animasi, dan konversi 2D ke 3D. Pembuatan film live action membutuhkan dua tahapan: syuting dengan kamera 3D dan pasca produksi (editing, colorgrading, mastering, dan sebagainya).
Konversi 2D ke 3D merupakan proses alternatif.



Pengambilan gambar dilakukan secara 2D namun dalam pasca produksi dilakukan keputusan bahwa film juga diedarkan secara 3D. Proses konversi 2D ke 3D merupakan proses yang sangat intensif karena dilakukan duplikasi semua frame film agar didapat gambar ganda untuk mata kanan dan kiri sehingga biaya paska produksi membengkak.






Kesuksesan film 3D di tahun 2000 ini, para pembuat film di Hollywood melihat bahwa teknologi digital memberikan mereka kendali yang lebih baik dalam membuat dan menayangkan film 3D sebagai tontonan mainstream. Dengan kesuksesan film-film ini membuat Hollywood berlomba-lomba memproduksi film 3D dan mempercepat konversi sinema digital secara global.




 


Penayangan film 3D di bioskop digital memerlukan dua proyektor interlocking atau satu proyektor dengan dua lensa. Selain itu diperlukan alat untuk mengatur agar proyektor optik bisa memutar film 3D. Real D merupakan sistem 3D bioskop yang paling banyak digunakan pada saat ini karena efek tiga dimensi yang dihasilkan tetap stabil walaupun penonton melihat dalam posisi kepala mendongak atau menunduk. Ini disebabkan karena teknologi circular polarization yang ada di lensa kaca mata dan sebuah perangkat untuk mengatur pencahayaan yang dipasang di proyektor optik. Selain itu dari faktor ekonomis, harga kaca mata circular polarization lebih murah daripada kaca mata berteknologi lain seperti LCD.





Dengan adanya teknologi film 3D ini, seluruh masyarakat bisa menikmati film seperti merasakan hal yang terjadi dalam film tersebut. Ini menjadi daya tarik yang sangat kuat dalam dunia perfilman baik nasional maupun dunia. 





sumber :


Minggu, 25 Oktober 2015

After Effect?





Apa sih itu Adobe After Effect?

Adobe After Effects merupakan software yang sangat professional dan keren untuk kebutuhan Motion Graphic Design. Dengan perpaduan dari bermacam-macam software Design yang telah ada, Adobe After Effects menjadi salah satu software Design yang handal. Standart Effects yang mencapai sekitar 50 macam lebih, yang sangat bisa untuk mengubah dan menganimasikan obyek. 

Secara umum sesuai namanya bahwa After Effect ini merupakan software untuk membuat efek yang dinamis untuk video kita. Kemampuan software ini sungguh fantastis. Hampir semua efek yang sering anda tonton dalam film box office dapat dibuat dengan After Effect.




Sebenarnya, saya belum lama belajar tentang aplikasi ini. Namun, semua fitur-fitur yang bisa dibuat bikin penasaran untuk bereksperimen.
Pernah gak sih bikin foto jadi punya efek macem-macem yang aneh-aneh di PhotoShop? Nah, di After Effect, kita juga bisa bikin efek foto seperti itu dan diaplikasikan ke video. Keren kan? haha.

Pernah gak sih bikin foto jadi punya efek macem-macem yang aneh-aneh di PhotoShop? Nah, di After Effect, kita juga bisa bikin efek foto seperti itu dan diaplikasikan ke video. Keren kan?
Beberapa efek yang pernah saya coba adalah membuat efek untuk terbang seperti superman, tembak-menembak atau mengeluarkan api dari tangan. Nah, contohnya saya ambil dari video tutorial ini. Sayangnya, hasil edit video saya hilang datanya, jadi tidak bisa menunjukannya saat ini






Pernah liat proses shooting dengan latar bekalang kain hijau? Nah itu merupakan salah satu proses untuk mempermudah memberikan efek pada video di after effect loh. Misalnya, untuk membuat monster-monster atau gedung-gedung pada film The Avengers. ITU MENGGUNAKAN AFTER EFFECT! Hebat bukan? 






Dengan fitur- fitur yang seperti ini, after effect sangat lah cocok sebagai "editor" untuk membuat animasi-animasi atau efek keren pada film/video yang dibuat. Software ini juga dapat memberikan kebebasan dalam berkreasi membuat video tanpa bingung caranya, karena banyak tutorial-tutorial yang disediakan di Youtube. Namun, sayangnya untuk menjalankan aplikasi ini di Laptop atau PC, dibutuhkan spesifikasi graphic yang tinggi.

Nah, ini adalah contoh hasil After Effect yang dibuat oleh mahasiswa Indonesia, dan sedang populer saat ini






sumber :