Dimulai dari
saat saya duduk dibangku kelas 3 SMA semester 2, saat hari-hari mendekati UN
dan banyak ujian serta try out yang menghadang. Saya dihadapkan oleh beberapa
masalah, saya harus mengalami kegagalan saya dalam mencapai tujuan saya yaitu
lolos perguruan tinggi negri melalui jalur SNMPTN atau banyak yang menyebutnya
PMDK (jalur rapot). Saya merasa, saya sudah sangat maksimal dalam mendapatkan
nilai-nilai pada raport tersebut. Namun, saya gagal untuk yang pertama kalinya
dan mungkin bukan rejeki saya dalam mendapatkan perguruan tinggi negri melalui
jalur tersebut. Disitu saya merasa sangat kecewa dengan diri saya, karena saya
sudah mengecewakan orang tua saya yang sudah sangat berharap pada hasil
tersebut.
Beberapa hari
kemudian, saya mencoba bangkit dan mendaftar lagi dengan jalur tulis atau
SBMPTN. Saya berusaha belajar semaksimal mungkin untuk meraih apa yang saya
inginkan. Hampir setiap hari saya datang ke tempat bimbel untuk mempelajari
tipe-tipe soal yang biasa keluar pada ujian tersebut. Hal tersebut saya lakukan
hingga hari ujian tiba. Namun hasilnya, saya kembali gagal. Saya makin kecewa
dengan hasil yang saya dapatkan.
Saya mencoba
bangkit lagi dengan mengikuti beberapa ujian mandiri yang diselenggarakan oleh
pihak universitas dalam penerimaan mahasiswa baru. Tetapi, dengan hasil yang
sudah saya dapatkan sebelumnya, semangat saya mulai pudar. Bukannya makin rajin
belajar, saya malah makin banyak santai dan kurang mempersiapkan diri untuk
menghadapi ujian mandiri tersebut. Hasilnya, saya gagal dalam banyak ujian
mandiri yang saya ikuti
Kecewa, sangat
kecewa terlebih melihan uang dan tenaga yang sudah orang tua saya keluarkan
demi untuk mengikuti ujian-ujian tersebut. Saat itu saya merasa itu merupakan
kegagalan terparah yang pernah saya alami.
Sampai hasil
ujian terakhir saya dinyatakan gagal, saya mencoba bangkit dengan mendaftar
pada beberapa universitas swasta. Kakak saya merekomendasikan Gunadarma sebagai
pilihan, karena ia merupakan alumni Universitas Gunadarma yang terkenal dengan
lulusan ITnya yang bagus.
SOLUSI :
Dari hal-hal
yang saya alami, saya sadar bahwa saya tidak harus terpatok pada pilihan saya. Dan
saya mungkin masih kurang maksimal dalam usaha saya mendapatkan apa yang saya
inginkan. Namun, masih banyak hal yang dapat membantu saya untuk membanggakan
kedua orang tua saya. Saya sempat berfikir bahwa Tuhan tidak adil, kemudian
saya tau bahwa inilah jalan Tuhan yang terbaik untuk saya. Saya belum siap
untuk hidup mandiri merantau di luar kota serta masih banyak yang harus saya
lakukan untuk menyelesaikan tugas saya sebagai anggota organisasi disini.
Saya mencoba
untuk selalu berfikir positif bahwa semua yang terjadi ini adalah karena
kehendakNya dan usaha yang sudah kita lakukan. Belajar, berdoa, dan selalu
berusaha, itulah yang akan dan masih sedang saya lakukan untuk mengatasi
semuanya. Semua itu terbukti dengan apa yang saya alami saat
ini. Hati saya sudah tenang dan lebih memikirkan yang terbaik kedepannya,
bukannya terpuruk dalam masa lalu
Saya mencoba
bangkit serta semangat dalam belajar, hasilnya pun saya mendapatkan nilai pada
semester 1 yang cukup memuaskan serta dapat membuat kedua orang tua saya
tersenyum. Dan belajar untuk siap hidup lebih mandiri. Semoga seterusnya saya
makin terus membanggakan kedua orang tua saya, dan apa yang sudah saya
perjuangkan mendapatkan hasil yang baik dan terbaik
Tidak ada komentar:
Posting Komentar